Ikatan Alumni Britania Raya (IABA), Bersama CarbonEthics (CE) dan Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (ICDX) sukses menyelenggarakan sebuah forum diskusi high-level dengan tajuk Warkop Karbon Indonesia, pada 29 Mei 2023 di Hotel Hermitage Menteng, Jakarta. Diskusi ini merupakan ruang penghubung bagi berbagai pemangku kepentingan industri/pasar karbon di Indonesia, termasuk pemerintah, pelaku usaha, ataupun organisasi masyarakat terkait perkembangan terkini kebijakan karbon dan potensi kolaborasi.
Dibuka langsung oleh Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bapak Alue Dohong, yang juga seorang alumni Inggris Raya, Beliau memberi memberikan apresiasi tinggi bagi generasi muda dari penyelenggara yang memiliki semangat dan pemikiran kritis terhadap perkembangan karbon Indonesia dengan membuat Warkop sebagai media diskusi yang konstruktif. Beliau juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dari pelbagai pihak dalam membangun arsitektur perdagangan karbon untuk mengatasi knowledge gap yang ada. Hal ini nantinya akan tergambarkan lebih mendalam dari peta jalan perdagangan karbon yang sedang difinalisasi oleh KLHK sebagai acuan bersama pihak-pihak terkait sesuai mandat Peraturan Menteri KLHK No. 21 Tahun 2022.
Presiden IABA, Redha Bhawika, turut hadir menyampaikan pidato pembukaan sebagai salah satu inisiator kegiatan ini. Dengan IABA yang hadir sebagai ruang penghubung antara sesama alumni Inggris Raya lintas generasi, kegiatan-kegiatan yang bersifat kolaboratif seperti Warkop Karbon Indonesia ini dapat terselenggara.
Di meja panelis juga hadir Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, KLHK, Ibu Laksmi Dhewanti (juga alumni Inggris Raya dan salah satu anggota Dewan Penasihat IBA) (virtual via zoom), Direktur Mobilisasi Sumberdaya Sektoral dan Regional KLHK, Bapak Wahyu Marjaka, Direktur Penghimpunan Dana dan Pembangunan, Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), Ibu Endah Tri Kurniawaty, serta wakil dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Bapak Andreas A. Hutahean. Peserta warkop lain juga mewakili berbagai institusi seperti Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Direktorat Rehabilitasi Perairan Darat dan Mangrove KLHK, World Bank, organisasi masyarakat, dan project developer/pelaku usaha/pebisnis yang tertarik dengan isu karbon Indonesia.
Senada dengan hal sambutan Bapak Alue, Ibu Laksmi menambahkan beberapa poin yang berfokus pada kebijakan Nilai Ekonomi Karbon (NEK) dari Peraturan Presiden No. 98 Tahun 2021 sebagai acuan mencapai target mitigasi perubahan iklim Indonesia dari Nationally Determined Contributions (NDCs) yang terus meningkat. KLHK juga berkolaborasi dengan mitra lain seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam mendorong perdagangan karbon yang akuntabel, transparan, dan inklusif melalui skema bursa. Terakhir, Beliau juga mengapresiasi upaya kolaborasi oleh Warkop Karbon Indonesia untuk mendorong inovasi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, seperti yang sedang dikerjakan KLHK melalui pembentukan rumah konsultasi karbon di masa depan.
Dalam dua sesi kegiatan Warkop Karbon Indonesia, perwakilan IABA turut andil dalam diskusi yang dimoderatori oleh CarbonEthics dan ICDX. Sesi pertama berfokus pada kontribusi sosial proyek karbon dan konservasi untuk menjadi acuan terciptanya karbon kredit berkualitas tinggi. Pada sesi ini, Ibu Aisyah Sileuw, salah satu perwakilan IABA, menekankan pentingnya pengelolaan benefit sharing mechanism yang dapat memberikan social marginal revenue yang sebanding dengan social marginal cost sehingga dana carbon dapat berdampak optimal pada masyarakat. Perwakilan IABA dari sektor pengusaha, Bagus Pratomo, juga menekankan pentingnya menyeleraskan kebijakan di berbagai lini agar investasi yang ramah karbon dapat difasilitasi.
Diskusi sesi kedua berfokus pada visi perdagangan pasar karbon yang holistik, berintegritas dan transparan. Kedua sesi tersebut sama-sama mendukung penguatan efektivitas dan keberlanjutan pasar karbon di Indonesia dengan memunculkan kesalingpahaman oleh semua pihak agar benar-benar kick-start pasar tersebut. Pada sesi ini, Bapak Rudi Bachtiar, sebagai salah seorang perwakilan IABA dari segi hukum, mengomentari terkait perlunya kolaborasi untuk mendorong Voluntary Carbon Market dapat terlaksana serta menekankan bahwa pengaturan terkait skema ini perlu ditegaskan dalam peraturan dan roadmap perdagangan pasar karbon.
Menutup kegiatan Warkop ini, Moderator Ibu Inandya Kusumawardhani, Co-Founder Carbonethics yang juga alumni Inggris Raya, menegaskan pentingnya aksi menindaklanjut catatan yang sudah dihimpun selama diskusi agar dapat diturunkan menjadi hal konkret dan nyata bagi pasar karbon Indonesia. Kemudian dapat disimpulkan juga bahwa kegiatan ini telah mendukung upaya mengurangi knowledge gap antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil agar Indonesia tidak kehilangan momentum perkembangan pesat dari pasar karbon untuk dioptimalisasi manfaatnya.