Jakarta, fokal.id – Tahun ini, Uni Eropa (EU) memberikan beasiswa Erasmus Mundus Joint Master’s (EMJM) kepada 75 pelajar Indonesia. Angka ini menempatkan Indonesia dalam peringkat 10 negara teratas sebagai penerima EMJM terbanyak di dunia, dan merupakan yang terbanyak di kawasan ASEAN. Program EMJM merupakan kesempatan unik bagi penerima beasiswa, karena mereka akan menjalani studi pascasarjana paling sedikit di dua perguruan tinggi di Negara Anggota EU yang berbeda.
Selain itu, lebih dari 30 mahasiswa dan dosen Indonesia juga telah menerima beasiswa pertukaran jangka pendek melalui program Erasmus International Credit Mobility (ICM) untuk belajar dan mengajar di universitas-universitas di Eropa. Tahun ini, juga terdapat mahasiswa dan akademisi Eropa yang datang ke Indonesia untuk tujuan yang sama, dengan jumlah yang sama. Sejak tahun 2004, EU telah memberikan beasiswa Erasmus kepada lebih dari 2.600 mahasiswa dan akademisi di Indonesia.
Bapak Thibaut Portevin, Head of Cooperation, Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, mengatakan, “EU bangga dapat mendukung mahasiswa berbakat dari berbagai daerah di Indonesia untuk menempuh pendidikan di Eropa. Kami percaya bahwa para penerima beasiswa Erasmus akan memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar di universitas terbaik di Eropa dan kembali ke Indonesia untuk menyumbangkan keahliannya bagi negara.”
“Para penerima beasiswa Erasmus merupakan pilar penting hubungan antara masyarakat Eropa dan Indonesia. Beasiswa Erasmus akan memberikan kesempatan kepada para penerima beasiswa untuk meningkatkan pengalaman mereka dan berkontribusi menuju dunia yang lebih inklusif dan berkelanjutan di bidang keahlian mereka masing-masing,” tambah Bapak Portevin.
Penerima beasiswa Erasmus tahun ini akan menekuni berbagai bidang dan keahlian, termasuk kewirausahaan dan inovasi bisnis, pelestarian lingkungan, teknik, teknologi informasi dan komunikasi, ilmu kedokteran dan biomedis, humaniora, kebijakan publik, pemerintahan, media dan komunikasi, serta seni dan budaya. Penerima penghargaan EMJM tidak hanya berasal dari kota-kota besar di pulau Jawa, namun juga dari daerah lain di Indonesia, antara lain Riau, Maluku, dan Sumatera Selatan.
Ibu Rivaria Safitri, salah satu penerima beasiswa Erasmus yang akan mengikuti Erasmus Mundus Joint Master in Resilience in Educational Contexts (FLOURISH), yang juga seorang guru bahasa Inggris di sebuah sekolah pedesaan yang terletak di perbatasan Sumatera Selatan dan Provinsi Lampung, mengatakan, “Program master Erasmus bermanfaat untuk membantu saya sebagai guru untuk meningkatkan kemampuan siswa saya yang tinggal di pedesaan dan tumbuh dalam keadaan yang penuh tantangan.”
Penerima penghargaan Erasmus lainnya, Bapak Ghozaly Amna, yang akan melanjutkan studi Erasmus Mundus Master Global Studies (EMGS), mengatakan, “Program Erasmus Mundus Joint Masters akan menjadi masa yang menarik dan mencerahkan bagi saya. Dua tahun ke depan, kami akan dihadapkan dengan penuh rasa ingin tahu dan semangat, dan semoga kami bisa kembali untuk berkontribusi di bidang kami masing-masing.”
Dalam rangka persiapan keberangkatan para penerima beasiswa Erasmus tahun 2024, Delegasi Uni Eropa menyelenggarakan acara pembekalan sebelum keberangkatan pada hari ini (24/8). Acara tersebut diisi dengan sesi informasi mengenai tips tinggal dan belajar di Eropa yang diberikan oleh sejumlah alumni penerima beasiswa Erasmus sebelumnya.