Jakarta, fokal.id – Menu makanan yang menjadi signature di Ramela Resto, Hotel Cordela Senen Jakarta ada Iga Penyet Jawa Timur dan Empal Gentong Cirebon. Makanan ini beda racikannya, ada bumbu rahasianya sendiri. Ukuran iga nya 1 porsi untuk 3 orang tapi ada bumbu khusus yang membedakan. Sambalnya pun beda, kremanya lebih keluar, juicy dan empuk. Empal Gentong sebenarnya di Cirebon juga banyak yang buat, tapi Ramela Resto punya ciri khas sendiri yang wajib dicoba.
Pertama, alasan signature Ramela Resto iga bakar karena rasanya lebih kena ke lidah orang keseluruhan, bukan hanya orang Indonesia saja. Kedua, porsinya berukuran besar yang 15 cm. Kalau makan iga bakar penyet di tempat lain ukurannya kecil dan belum sempurna matangnya. Jadi kalau di Ramela Resto ini bumbunya benar-benar dimasak dan waktu masaknya cukup lama hingga sambalnya benar-benar keluar karamelnya dan hingga berwarna sangat merah jadi benar-benar juicy dan tepat dimakan dengan tekstur iga-nya yang lembut.
Minuman yang menjadi signature para tamu di hotel ini yaitu Es Timun Serut karena jarang yang jual dan Chef Dedi, seorang chef di Hotel Cordela Senen ini terkadang lebih suka makan yang penting dengan minuman es yang segar dan ia mencoba tawarkan ke semua orang sehingga mendapatkan respon yang positif.
Harga di Ramela Resto, Hotel Cordela Senen berada di kisaran mulai Rp. 50.000 kalau yang main course, yang paling mahal di iga karena untuk 2 orang karena kalo dibagi 2 jadi Rp. 60.000 per orang. Kalau dari snack ada yang dari Rp. 20.000 an hingga Rp. 50.000 an. Rata-rata di Hotel lain diatas Rp. 70.000, Ramela Resto berada di bawah mereka. Di Ramela rasanya enak, bumbunya beda dan harganya lebih murah.
Dedi – Chef Ramela Resto, Hotel Cordela Senen Jakarta
“Ibaratnya kalau saya masak itu sebenarnya kalau dilihat dari story nya saya hidup saya ya biografi mungkin ya ceritanya saya masak itu dari kelas 6 SD sudah main di dapur sama mama saya karena saya juga ada keturunan Chinese, kebetulan dari 5 bersaudara mama saya ini anak ke-3. Anak-anaknya ada yang pinter masak masakan Indonesia dan jago di pastry. Mama saya belajar dari kakak-kakaknya, begitu di rumah lagi pada masak saya ikut nimbrung karena saya anak pertama laki-laki satu-satunya yang suka masak dan paling rajin”, ujar Chef Dedi selaku Chef Ramela Resto, Hotel Cordela Senen.
Chef Dedi mengatakan bahwa makna memasak itu memang passion-nya tapi tergantung mood, kalau mood-nya masak dirumahnya langsung lihat kantongnya dulu. Ia langsung membeli langsung belanja diluar. Ia terkadang masak masakan western, Chinese, atau lainnya. Ia memulai karir masak dari hotel bintang 5 dan punya panggilan dari dalam hati sendiri, bahwa ia harus menurunkan skill-nya ke orang lain.
“Saya suka gemes gitu kalo liat ada orang kayaknya kok gak sabaran masak. Basicnya saya tempramen tapi kalo kompor, panic saya bisa sabar. Jadi harus super sabar gitu. Nah anak-anak ini asal sama temen masih bau bawang kadang-kadang makanan kan nasi goreng sudah masih baru masih bau amis gitu karena dia ngegorengnya belum lama. Sebelum selesai juga ke tamu padahal kan kalo kita makan nasi goreng di pinggir jalan yang gerobak kita beli terus kita kenyang nih enggak jadi masalah kita simpan pasti gak habis, coba kalo nasi goreng di telor presen. Kadang-kadang kita enggak makan karena dia gak sabaran itu saya enggak suka,” ujar Chef Dedi.
Chef Dedi mengatakan bahwa kiat membuat masakan yang baik dan enak untuk dinikmati yaitu harus sabar, dan telaten serta detail. Kalau tidak sabar, tidak telaten, dan tidak detail pasti tidak enak. Persiapan di dapur itu panjang, terkadang di nasi goreng hotel itu tidak ada phasenya. Harus diperhatikan bawang merah dan bawang putihnya juga dan bumbu-bumbu lain. Hingga harus detail dari segi kebersihan, aroma, warna, presentasi. Kalau piring kotor saja, Chef Dedi tidak mau makan karena harus dalam keadaan bersih.