Jakarta, fokal.id – Industri konstruksi di Indonesia menghadapi tantangan besar di tengah berkembangnya proyek-proyek infrastruktur nasional. Profesi di sektor ini seringkali dipandang kurang menarik oleh generasi muda, yang lebih memilih karier di bidang teknologi seperti e-commerce atau telekomunikasi. Namun, di balik stigma tersebut, kebutuhan akan tenaga kerja terampil di bidang konstruksi terus meningkat. Data menunjukkan bahwa dari 12 juta pekerja konstruksi yang dibutuhkan, hanya 720.000 yang telah bersertifikasi, menciptakan kesenjangan besar dalam ketersediaan tenaga kerja berkualitas.
Nyiayu Chairunnikma, Head of Marketing PT Cemindo Gemilang Tbk, berkomentar, “Karier di sektor konstruksi sekarang jauh lebih bervariasi. Ini bukan hanya soal pekerjaan fisik, tapi juga tentang teknologi dan inovasi. Generasi muda memiliki kesempatan untuk berkontribusi di banyak sektor, mulai dari teknisi, analis, hingga konsultan di startup yang berfokus pada konstruksi dan IT. Tren konstruksi hijau dan perkembangan teknologi juga memberikan ruang bagi mereka untuk berkreasi dengan cara yang lebih segar dan modern.”
Sebagai bagian dari komitmen untuk mendukung perkembangan industri ini, Nyiayu menambahkan, “Perusahaan-perusahaan seperti kami terus berupaya menciptakan lingkungan kerja yang lebih berkelanjutan. Kami menyadari bahwa dengan melibatkan generasi muda yang melek teknologi, industri konstruksi bisa berubah menjadi lebih dinamis dan relevan. Peluang karier di sektor ini semakin terbuka, baik di lapangan maupun di balik layar dengan dukungan teknologi terbaru.”