Modern smart technology atau teknologi pintar modern adalah suatu teknik pemanfaatan produk-produk pintar modern dengan kebutuhan biaya yang rendah, waktu yang singkat, dan cara yang mudah.
Meskipun arti sebenarnya dari kata smart adalah pintar, namun kata smart yang dimaksud dalam istilah modern smart technology adalah singkatan dari Self Monitoring Analysis and Reporting Technology atau analisis pemantauan diri dan teknologi pelaporan.
Modern smart technology memungkinkan manusia untuk lebih mudah melakukan komunikasi dan mengontrolnya melalui smartphone dan beragam gawai lainnya. Dengan modern smart technology, setiap manusia bisa meningkatkan gaya hidupnya dengan kenyamanan, kemudahan memegang kendali, serta menghemat waktu dan energi.
Dipl.-Ing. Iwan Tutuka Pambudi, M.Eng, PhD, Wakil Rektor Bidang Akademik di Institut Teknologi (IT) PLN, menilai pemanfaatan smart technology memungkinkan orang untuk lebih mudah berkomunikasi dan mengontrolnya melalui smartphone dan beragam gawai lainnya. Dengan smart technology, orang bisa meningkatkan gaya hidup dengan kenyamanan, kemudahan memegang kendali, serta menghemat waktu dan energi.
Salah satu contoh penerapan smart technology dalam kehidupan sehari-hari yang sudah ada saat ini ialah otomatisasi. Misalnya seperti kemampuan untuk membuka dan menutup tirai, mengontrol pencahayaan, sistem alarm, dan musik secara remote atau dari jarak jauh. Suhu ruangan di rumah pun bisa dikontrol dengan smart technology.
“Monitor yang mengontrol suhu ruangan juga dapat ‘mempelajari’ suhu ruangan yang paling nyaman bagi penghuni, serta dapat terhubung melalui WiFi sehingga penghuni rumah bisa mengontrol suhu dari smart gadget apa saja. Selain itu semua, akan ada semakin banyak lagi inovasi baru dari smart technology yang akan membantu kehidupan menjadi lebih mudah dan efisien,” kata pria yang menyelesaikan pendidikan S3 di Tohoku University, Jepang tersebut.
Banyaknya manfaat dan keunggulan yang dimiliki smart technology membuat banyak orang ingin menggunakan smart technology di rumah mereka. Menurut Studi Survei berjudul “Usefulness and Concerns about Smart Home Applications from the Human Perspective” yang dilakukan City University of Hong Kong dan Tampere University of Technology; sebanyak 82 persen (berdasarkan wawancara) dan 86 persen (berdasarkan survei internet) responden Asia.
Ada sebanyak 74 persen (berdasarkan wawancara) dan 92 persen (berdasarkan survei internet) responden Eropa bersedia tinggal di rumah dengan smart technology. Hal ini membuktikan banyaknya orang yang ingin menggunakan smart technology karena keunggulan dan manfaat yang dimilikinya.
Smart City
Perkembangan teknologi yang semakin pintar membuat konsep smart tidak hanya dapat diterapkan pada level perangkat saja, tetapi sudah pada berbagai sistem atau tatanan. Salah satunya adalah melalui konsep smart city atau kota cerdas.
“Smart city sendiri pada intinya merupakan konsep pengelolaan kota yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) agar kota menjadi lebih cerdas dan efisien di dalam pemanfaatan berbagai sumber daya yang ada, serta meningkatkan pelayanan dan kualitas kehidupan masyarakat kota dengan tetap mengedepankan keberlanjutan lingkungan hidup,” cetusnya.
Konsep smart city sendiri pertama kali digaungkan IBM, perusahaan komputer ternama di Amerika. Perusahaan tersebut memperkenalkan konsep smart city untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat perkotaan. Untuk mensukseskan konsep kota pintar ini, IBM menelurkan enam indikator yang harus dicapai.
Keenam indikator tersebut adalah masyarakat penghuni kota, lingkungan, prasarana, ekonomi, mobilitas, serta konsep smart living. Dengan mengoptimalkan keenam indikator tersebut, konsep smart city bukan lagi sesuatu yang tidak bisa dicapai. Namun, keenam indikator ini bisa lebih difokuskan atau dimaksimalkan salah satunya.
Misalnya, kota Kopenhagen. Kota yang ada di Denmark ini memfokuskan diri untuk pengoptimalan bidang lingkungan. Karena hal ini, Kopenhagen dianggap sebagai salah satu kota pintar di dunia. Predikat smart city juga dimiliki oleh Seoul. Ibu Kota Korea Selatan tersebut fokus pada pelayanan publik pada bidang teknologi informasi. Tidak mengherankan jika kota ini memiliki jaringan internet tercepat di dunia.
Di Indonesia, terdiri dari komponen-komponen pendukung yakni smart economy, smart people, smart governance, smart government, smart mobility, smart environment, dan smart living.
Selain itu, Smart City merupakan pengembangan dan pengelolaan kota dengan memanfaatkan teknologi infomasi (TI) untuk menghubungkan, memonitor dan mengendalikan berbagai sumber daya yang ada di dalam kota dengan lebih efektif dan efisien untuk memaksimalkan pelayanan kepada warganya serta mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
Namun sistem TI bukan tujuan utama, banyak kota yang membelanjakan TI tapi tidak mengelolanya dengan maksimal. Oleh karena itu, smart city tidak selalu untuk kota yang harus mempunyai akses internet yang memadai dan berbasis TI. Smart city juga bisa memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya lainnya sehingga warganya bisa hidup nyaman aman dan berkelanjutan.
Smart city diharapkan dapat membantu solusi kendala perkotaan dan memberikan manfaat bagi pemerintah dan masyarakat yakni peningkatan kualitas hidup seperti efisiensi dan efektivitas alokasi sumber daya daerah, mengurangi kesenjangan dalam masyarakat, pengurangan kongesti bagi pengguna jalan, transparansi dan partisipasi publik, transportasi publik, transaksi non tunai, manajemen limbah, mengurangi polusi dan emisi gas buang, energi, keamanan, data dan informasi.
Oleh sebab itu, sebagai pengajar, Iwan berupaya mendorong agar para mahasiswa, khususnya di Institut Teknologi PLN, selain menimba juga mulai aktif berinovasi di bidang teknologi.
“Pasalnya, apa yang mereka pelajari di kampus bisa langsung dipraktekkan. Apalagi generasi muda saat ini sangat melek dengan teknologi. Kampus juga mendukung para mahasiswa untuk membuat inovasi teknologi. Ke depan, saya juga masih punya aspirasi dapat menghasilkan inovasi teknologi untuk smart city,” pungkas Iwan.