BANDUNG, FOKAL.ID – Memperingati lahirnya sosok pahlawan nasional di dunia pendidikan yakni Ki Hadjar Dewantara pada 2 Mei 1889, maka berdasarkan Keppres RI Nomor 316 Tahun 1959, tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas sebagai wujud kepedulian pemerintah terhadap pentingnya pendidikan di Indonesia.
Pada 2 Mei 2023 lalu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim menyampaikan beberapa isu terkait program Merdeka Belajar, melalui teks pidato Mendikbud yang dibagikan pada laman resmi Kemendikbudristek menyampaikan, sebanyak 24 episode Merdeka Belajar yang sudah diluncurkan membawa kita semakin dekat dengan cita-cita luhur Ki Hadjar Dewantara, yaitu pendidikan yang menuntun bakat, minat dan potensi peserta didik agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai seorang manusia dan sebagai anggota masyarakat.
Menurutnya, anak-anak kita sekarang bisa belajar dengan lebih tenang karena aktivitas pembelajaran mereka dinilai secara lebih holistik oleh gurunya sendiri. Para kepala sekolah dan kepala daerah yang dulu kesulitan memonitor kualitas pendidikannya sekarang dapat menggunakan data Asesmen Nasional di Platform Rapor Pendidikan untuk melakukan perbaikan kualitas layananan pendidikan.
Para guru sekarang berlomba-lomba untuk berbagi dan berkarya dengan hadirnya Platform Merdeka Mengajar. Selain itu, guru-guru yang dulu diikat berbagai peraturan yang kaku sekarang lebih bebas berinovasi di kelas dengan hadirnya Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran mendalam untuk mengembangkan karakter dan kompetensi, bukan berlaku untuk Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi saja, namun hal ini sudah dilakukan oleh Yayasan I’tishomul Ukhuwah melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Raudhatul Athfal Al-Amanah yang berlokasi di jalan Abdi Negara Blok D3 No. 25-26 Rancaekek – Bandung, dengan memperkenalkan kepada anak didiknya untuk belajar dan mencari pengetahuan di luar sekolah yaitu mengunjungi Anugerah Waterpark Bunder yang berlokasi di Kampung Bunder, Purwakarta – Jawa Barat pada 8 Mei lalu.
Dengan pendampingan dari Wakil Kepala Sekolah, Para Guru dan Wali Murid ini, acara berjalan sukses. Kegembiraan dan kebahagiaan terpancar dari murid-murid yang ikut dalam kegiatan tersebut. Bukan kali ini saja, PAUD yang berdiri sejak 2016 ini juga rutin setiap tahunnya menyelenggarakan peragaan Manasik Haji yang dilaksanakan di luar sekolah.
Pendidikan Akhlak memang sudah sepatutnya diterapkan sejak usia dini, agar bisa melahirkan generasi manusia yang mempunyai budi pekerti yang baik, tak heran jika guru-guru yang mengajar di kelas PAUD ini, justru esktra keras dalam menjaga kesabaran dan kecintaannya terhadap anak-anak, tak jarang, banyak guru-guru yang rela menggendong atau memangku anak didiknya yang menangis atau terlalu aktif dikelasnya.
“Hari Pendidikan Nasional tahun ini adalah waktu yang tepat bagi kita semua untuk merefleksikan kembali setiap tantangan yang sudah dihadapi, juga setiap jengkal langkah berani yang sudah diambil. Dengan merefleksikan hal-hal yang telah kita lakukan sepanjang tiga tahun terakhir, kita dapat merancang arah perjalanan kita ke depan guna memastikan keberlangsungan dan keberlanjutan gerakan Merdeka Belajar.” Ujar Nadiem dalam teks pidatonya.
“Layar yang sudah kita bentangkan jangan sampai terlipat lagi. Kita semua, para pendidik dan tenaga kependidikan, seniman dan pelaku budaya, juga peserta didik di seluruh penjuru Nusantara, adalah kapten dari kapal besar yang bernama Indonesia ini. Perjalananan harus kita lanjutkan, perjuangan mesti kita teruskan, agar semua anak bangsa merasakan kemerdekaan yang sebenar-benarnya dalam belajar dan bercita-cita.” Tambahnya. (HADI SUWARNO).
Masyaallah Tabarakallah.
Kurikulum Merdeka belajar… Sebuah rogram yang di rancang untuk meningkatkan kualitas Pendidikan di indonesia, saya sebagi seseorang ibu sangat berharap besar keberhasilan pendidikan bangsa ini untuk lebih maju dan bermutu mencetak generasi bangsa yang cerdas. Kreatif dan Religius