Jakarta, fokal.id – Data oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menunjukkan bahwa selama tahun 2023, penjualan kendaraan mobil nasional tercatat sebanyak 998.059 unit. Lebih dari itu, berdasarkan data oleh Statista, pada tahun 2024, diproyeksikan bahwa pendapatan di pasar mobil penumpang di Indonesia akan mencapai US$16,8 miliar. Pendapatan ini diperkirakan akan menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR 2024-2028) sebesar 1,28%, menghasilkan volume pasar yang diproyeksikan sebesar US$17,7 miliar pada tahun 2028.
Sebaliknya, transisi ke kendaraan listrik (EV) yang lebih ramah lingkungan juga memperlihatkan prospek yang menjanjikan. Pemerintah menargetkan setidaknya 2,2 juta mobil listrik dan 13 juta motor listrik pada tahun 2030, dengan rencana menjual kendaraan listrik secara eksklusif pada tahun 2050. Demi mencapai target ini, pemerintah memberikan insentif serta mengatur pemasangan stasiun pengisian daya. Sejalan dengan hal ini, laporan DBS CIO Insights pada kuartal pertama 2024 memperkirakan adanya lonjakan permintaan untuk infrastruktur produsen baterai kendaraan dan SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) karena meningkatnya jumlah pengguna EV. Selain itu, sejumlah bisnis swasta, termasuk operator jaringan pengisian daya, perusahaan utilitas, dan produsen mobil pun mulai memperluas infrastruktur tersebut.
“Bank DBS Indonesia terus menegaskan komitmennya dalam mendukung sektor otomotif di Indonesia melalui berbagai kolaborasi strategis. Menurut panduan dekarbonisasi Bank DBS yang bertajuk Our Path to Net Zero—Supporting Asia’s Transition to a Low-Carbon Economy, industri otomotif adalah satu dari sembilan sektor industri yang memiliki potensi besar untuk bertransisi. Hal inilah yang memantik semangat kami untuk melakukan kolaborasi strategis dan pembiayaan kepada perusahaan otomotif guna mempercepat pembangunan ekosistem kendaraan listrik untuk transisi energi berkelanjutan di Indonesia,” kata Head of Institute Banking Group, PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie.
Baru-baru ini, Bank DBS bersama lima bank lain menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi (Syndicated Loan Agreement) senilai USD300 juta atau setara dengan Rp4,7 triliun untuk PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance). Dalam pembiayaan ini berjangka waktu tiga tahun ini, Bank DBS bertindak sebagai Mandated Lead Arrangers Bookrunners (MLAB).
Direktur Penjualan, Pelayanan, dan Distribusi Adira Finance Niko Kurniawan menjelaskan, “Pendanaan ini diarahkan untuk mendukung pertumbuhan aset perseroan, mengembangkan digitalisasi di dalam perusahaan, dan ekosistem digital perseroan. Dengan dukungan dari Bank DBS dan seluruh mitra sindikasi, Adira Finance berkomitmen untuk terus memimpin industri pembiayaan dengan mengoptimalkan layanan dan terus menjadi mitra yang andal bagi masyarakat.”
Sebelumnya, Bank DBS Indonesia juga telah menyalurkan pendanaan ke beberapa pelaku industri otomotif, di antaranya untuk PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (Indomobil) sebesar USD16 juta atau setara dengan Rp244 miliar pada tahun 2023. Pendanaan tersebut ditujukan untuk pembelian unit dan komponen kendaraan listrik (BEV) dalam membantu bisnis beralih ke praktik yang lebih ramah lingkungan guna mencapai target emisi nol bersih pada tahun 2050.
Semua upaya tersebut dilakukan guna mendukung visi keberlanjutan DBS Group untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050. Pada tahun 2022, DBS Group menerbitkan panduan terhadap sembilan sektor industri yang menjadi fokus utama yang meliputi sektor aviasi, properti, kimia, pangan dan pertanian, minyak dan gas, energi, baja, pelayaran, dan otomotif. Kesembilan sektor tersebut dipilih karena telah mewakili 31% keseluruhan portofolio kredit yang menyumbang lebih dari 90% emisi karbon. Melalui kesembilan sektor tersebut, DBS Group berkomitmen untuk menjadi advisor nasabah korporat dalam melalui proses transisi ke energi terbarukan.
DBS Group memiliki tiga pilar keberlanjutan yaitu Responsible Banking, Responsible Business Practices, serta Impact Beyond Banking. Pendanaan ini merupakan wujud nyata dari pilar pertama yaitu Responsible Banking. Pilar tersebut menjadi landasan DBS Group dalam merealisasikan visinya sebagai ‘Best Bank for a Better World’.
Untuk informasi lebih lanjut tentang: