Jakarta, fokal.id – Pada acara Pelantikan Kepengurusan Alumni Connect PPI Dunia 2023-2026, pertanyaan kritis diajukan oleh salah satu peserta, Ronnie Kiagus, seorang Alumni Jerman, mengenai realitas dunia intelektual Indonesia saat ini. Dalam pertanyaannya, ia mengutarakan keprihatinan tentang kekayaan teori lemah dalam implementasi di Indonesia, terutama terkait kelemahan yang disebabkan oleh aspek keuangan.
“Tentang dunia intelektual Indonesia saat ini, kita melihat kekayaan teori, namun, implementasinya seringkali lemah. Bagaimana Alumni Connect PPI Dunia merespons kelemahan ini, terkhusus terkait kelemahan yang disebabkan oleh aspek dana?”
Dalam merespons pertanyaan ini, Alumni Connect PPI Dunia mengakui pentingnya menjembatani kesenjangan antara kekayaan teori dan implementasi yang seringkali terjadi di berbagai sektor di Indonesia. Khususnya, perhatian diberikan pada permasalahan keuangan yang sering menjadi hambatan utama.
Choirul Anam, Wakil Koordinator Dewan Presidium Alumni Connect PPI Dunia, menyampaikan, “Pertanyaan yang sangat relevan dan menggambarkan tantangan nyata yang perlu kita hadapi bersama. Kita berkomitmen untuk menciptakan solusi berkelanjutan yang dapat mengatasi kelemahan implementasi, terutama yang terkait dengan aspek keuangan.”
Forum Diskusi dan Solusi Bersama
“Kami juga akan membuka forum diskusi dan solusi bersama untuk mendengarkan lebih banyak pandangan dan ide dari para alumni. Dengan berkolaborasi, kami yakin dapat menemukan strategi yang inovatif dan berkelanjutan untuk mengatasi kelemahan implementasi,” tambah Choirul Anam.
Ajakan kepada Alumni
Alumni Connect PPI Dunia mengajak seluruh alumni untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi ini dan berkontribusi dalam mencari solusi nyata untuk memperkuat implementasi perencanaan-perencanaan strategis di Indonesia. Dengan kekuatan SDM alumni luar negeri yang terhimpun dalam Alumni Connect PPI Dunia, tentunya hal ini dapat terwujud apabila seluruh elemen yang ada terus bersinergi dan bekerja sama.