Fernando Relington berada di Thailand selama tujuh tahun dari sekolah menengah atas (SMA) hingga kuliah karena ayahnya seorang diplomat disana. Di sana ia keliling kemana-mana, jadi waktu ia selesai SMA ia bilang ke ayahnya tidak mau pulang ke Indonesia. Akhirnya tetap tinggal di Thailand untuk kuliah. Sementara ayahnya ke Myanmar, ia tetap menyelesaikan kuliahnya. Ia mengambil kuliah Bachelor Degree of Administration.
Setelah dari Thailand, Fernando tidak langsung pulang ke Indonesia. Ia berada di Jepang selama setahun. Tadinya ia ingin belajar Bahasa Jepang dan ingin kuliah disana tetapi tidak jadi. Akhirnya ia memutuskan untuk kerja di sana, setelah itu pulang ke Indonesia.
Fernando mencoba bekerja di Jepang namun sebenarnya jiwanya memang tidak suka kerjasama orang. Akhirnya ia mencoba bisnis trading batu bara dan trading minyak dengan berbagai suka-dukanya. Setelah itu, ia memutuskan kerja bersama orang di perusahaan logistik.
Fernando merasakan hal yang paling berkesan di Thailand yaitu kehidupannya yang lebih enak karena letaknya tidak terlalu jauh dari Indonesia. Ia hanya terkendala bahasanya saja karena ia kuliah Bahasa Inggris, terkadang berbahasa Thailand. Meskipun ia tujuh tahun di sana, ia bisa Bahasa Thai.
“Di manapun juga namanya kalo kita berbisnis lebih enak di negeri sendiri, masih banyak celah karena seni lah. Negeri orang tertata, negeri sendiri kan masih banyak macamnya. Waktu saya kembali ke Indonesia ya sudahlah akhirnya stay di Indonesia,” ujar Fernando.
Setelah mencoba bekejar dimanapun dan sempat bekerja di perusahaan booting dan logistik konveni selama 1,5 tahun, setelah itu ia menjadikan perusahaan sendiri karena memang jiwanya tidak bisa disuruh. Ia buat perusahaan sendiri. Pertama gabung sama orang, setelah itu setelah setahun ia pecah buat perusahaan sendiri yang berdiri sejak tahun 2008. Perusahaanya sudah berdiri sekitar 16 tahun.
Fernando menambahkan, “Namanya bisnis tuh pasti ada jatuh bangunnya nah ya beberapa kali bangkrut jadi biasa lah itu namanya usaha harus punya mental itu yang tidak semua orang bisa. Saat lagi down tuh yang susah lagi kita lagi jaman krismon yang ini apalagi kena dampaknya juga. Saat covid kemarin ini wah semua habislah semua tapi semua dicoba. Saya juga punya berbagai bisnis sampingan.“
Ada beberapa bisnis sampingan yang Fernando jalani, seperti trading minyak, batu bara, dan helikopter. Ia memasukkan helikopter dari Rusia ke Indonesia, projeknya kebakaran hutan dengan BNPB. Pada saat itu banyak trickynya.
Pada saat itu, ia juga sedang belajar hukum melanjutkan kuliah hukum untuk menjadi seorang lawyer. Selain berbisnis, ia juga bekerja sebagai lawyer sehingga pernah ditipu dengan Perusahaan Rusia.
“Mental tuh emang susah ya kalo dipikir orang bekerja punya usaha itu enak. Kalo orang employee kan terima akhir bulan terima gajian, kalo sebagai enterpreuner akhir bulan pusing mikirin karyawan. Sekarang saya merambah juga di dunia hukum selain bisnis juga karena relasinya banyak, jadi banyak orang yang dipercaya ini itu kan tolong cari itulah sebagai investasi juga. Selain itu, saya lagi ngurusin bisnis lain yang mau masuk ke dunia bisnis baterai,” ungkap Fernando.
Kemudian Fernando melanjutkan, “Selain berbisnis, saya juga berpolitik. Saya nyaleg di PDIP tapi tetap kita jalin. Namanya berbisnis kita harus berpolitik juga, kita harus dekat dengan penguasa. Tips saya jadi pengusaha yang sukses itu perbanyak pertemanan. Kita tidak tahu siapa yang punya tujuan tertentu, kita harus baik ke semua orang tapi harus teliti. Namanya bisnis tidak saklek, jadi harus merambah ke yang lain. Yang potensial contohnya seperti baterai. Kalau kita masuk ke dunia itu investasinya sudah besar jadi saya sedang pelajari dulu.”
Cita-cita Fernando di masa depan yaitu always be humble, kalau kenal banyak orang pasti orang akan bantu kita. Tapi pesannya yaitu jangan pernah sombong. Namanya roda pasti berputar, kadang diatas, kadang dibawah.
Saat ini Fernando mempunyai perusahaan yang bergerak di bidang logistik yaitu Relington Trailer. Perusahaan ini dibuat karena sebelumnya ia bekerja sama orang selama enam bulan di bidang mengurus pengiriman barang dan pengepakan ekspatriat-ekspatriat. Ia mempunyai banyak jaringan dengan agen-agen dari orang luar negeri. Market perusahaannya memang dari luar yaitu ekspor dan impor. Ia banyak mengirim ke orang-orang diplomat.
Ia bertugas memindahkan barang seni atau seperti alat-alat berat. Di perusahaan ini memang banyak dari agen luar negeri dan cara ini tidak terlalu bertumbuh di sini. Target pasar jika ingin bersaing ini karena harga sekarang dibanding-bandingkan jadi ia maintain saja dengan kondisi ini. Ia tidak mau yang dibesarkan karena ia melihat suatu bisnis ada stuck land nya.
Apalagi sekarang namanya dengan di dunia online sekarang ini mudah, orang tinggal klik-klik saja. Cari yang murah orang tinggal pindah, cari dan yang lain sedikit sudah pindah. Jadi bagus yang lain karena memang dari awal ia mendirikan perusahan ini dari tahun 2008. Sudah 16 tahun bekerja karena ia sudah dikenal dengan relasi-relasinya.
Beberapa waktu lalu, ia mengirim alat-alat untuk exhibition wayang dari Korea. Dari Korea nanti balik lagi ke barang, ada orangnya, barang-barang ia yang handle. Terkadang ada juga pengiriman lukisan-lukisan dari Amerika ke Indonesia.
Karyawan di perusahaan Relington Trailer saat ini sudah berkurang, yaitu sekitar 10 orang. Sebelumnya, pada saat awal-awal ada banyak sekitar 20 orang tapi karena ia melihat sudah kurang kompetitif lagi.
Klien-klien di perusahaan ini dari perusahaan minyak dan gas dan FMCG. Kliennya banyak dari perusahaan asing. Ada di bidang telco dan beberapa oil company. Klien banyak dari individu, tapi lebih banyak ke korporat.
Corporate yang masih dimaintain tetap maintain, kebanyakan dengan hubungan dengan luar negeri. Yang masih dimaintain tapi dengan lokal satu-satu masih ada tapi tidak terlalu karena memang masalah harga sekarang dunia ini sudah berbeda. Sekarang jadi it’s not about quality and service tapi price benar-benar concern karena persaingan sudah terlalu ketat dan sudah menjamur. We give service, not cheap price. Sekarang ia mencoba bisnis yang mana yang bisa dilakukan.
Fernando juga bekerja sebagai pengacara. Ia lebih mengurus korporat, ada klien seperti PKPU. Ini bukan hanya level structure, tapi lebih urusan korporat. Ia bisa juga mengurus kasus perceraian, dan lainnya. Ia mengatakan, we never know ya kita ketemu orang teman yang mengerti ini bisa tidak ya, kalau bisa akan dikerjakan. Namanya mengurus investasi asing ke sini jadi mengurus perizinan mengenai kontraknya segala macam, jadi di handle juga. LawFirm ini punya adiknya tapi ada beberapa rekan partner. Kantornya sama tapi beda tempat.
Hobi Fernando sehari-hari, ia suka kalau ia punya waktu luang yaitu jogging dan bersepeda. Kalau bersepeda pasti membutuhkan waktu yang lama dan harus menunggu untuk cari waktu yang panjang dan ia juga mengikuti komunitas bersepeda. Namun karena dulu ia mengikuti pada saat pandemi covid, saat ini banyak komunitas sudah jarang berkumpul. Terkadang ia bersepeda sendiri atau bersama teman-temannya.